Inspirasi Muallaf - Pendeta Amerika Pembenci Islam Akhirnya Jadi Mualaf

Yusuf Estes lahir dari keluarga Kristen yang taat di Midwest, Amerika Serikat. Keluarganya aktif dibidang sosial dan keagamaan, seperti membangun gereja dan sekolah di AS. Ia dibaptis pada usia 12 tahun di Pasadena, Texas.
Keingintahuannya yg akbar terkait ajaran Kristen membuatnya seringkali mengungjungi gereja-gereja lain sepeti Metodis, Episkopal, Nazareth, Agape, Presbyterian & lainnya.
Hal ini yang membuatnya menjadi seorang Pendeta yang taat. Tapi selain itu Estes pula memeriksa agama lain misalnya Hindu, Yahudi, dan Buddha.
Awalnya ia bekerja sebagai musisi pada gereja sekaligus penginjil. Namun sekarang, beliau berkeliling dunia dan telah banyak mengislamkan orang. Di bawah ini merupakan penuturannya. Yusuf Estes lahir tahun 1944 pada Ohio, Alaihi Salam. Tahun 1962 hingga 1990 beliau bekerja sebagai musisi di gereja, penginjil sekaligus mengelola usaha alat musik piano dan organ. Awal 1991 ia terlibat usaha dengan seseorang pengusaha Muslim berasal Mesir bernama Muhammad Abd Rahim. Awalnya beliau bermaksud meng-Kristenkan laki-laki Mesir itu. Namun akhirnya ia justru memeluk Islam diikuti sang istri, anak-anak, ayah serta mertuanya.
Ia menguasai bahasa Arab secara aktif, demikian jua ilmu Al-Quran selepas belajar pada Mesir, Maroko dan Turki. Sejak 2006, Yusuf Estes secara regular tampil di PeaceTV, Huda TV, demikian jua IslamChannel yang berkantor pada Inggris. Ia pula ada dalam serial televisi Islam buat anak-anak bertajuk ?Qasas Ul Anbiya? Yg bercerita tentang kisah-kisah para Nabi.
Yusuf terlibat aktif pada berbagai aktifitas dakwah. Misalnya, dia sebagai imam permanen di markas militer AS pada Texas, dai pada penjara semenjak tahun1994, dan pernah sebagai delegasi PBB untuk perdamaian dunia. Syekh Yusuf sudah meng-Islam-kan banyak kalangan, menurut birokrat, pengajar, hingga pelajar. Berikut kisah Syekh Yusuf sebagaimana dituturkannya di situs www.Islamtomorrow.Com.
Nama saya Yusuf Estes. Saat ini dipercaya memimpin sebuah organisasi bagi Muslim asli Amerika. Kini sepanjang hidup aku berikan buat Islam. Saya berkeliling global buat memberikan ceramah & berbagi pengalaman bagaimana Islam hadir pada diri saya. Organisasi kami terbuka buat berdialog dengan berbagai kalangan. Misalnya para pemuka agama misalnya pendeta, rabi (ulama kaum Yahudi-red) dan lainnya dimanapun mereka berada.
Kebanyakan medan kerja kami merupakan kawasan institusional seperti pusat militer, universitas, sampai penjara. Tujuan primer merupakan untuk memperlihatkan Islam yang sebenarnya dan memperkenalkan bagaimana hayati sebagai seorang Muslim. Meskipun Islam ketika ini berkembang sebagai galat satu agama terbesar ke 2 sesudah Kristen, namun masih banyak saja terjadi misinformasi mengenai Islam. Misalnya Islam selalu diidentikkan dengan hal berbau Arab.
Banyak orang bertanya pada saya bagaimana mungkin seseorang pendeta atau pastur Kristen mampu masuk Islam. Padahal tiap hari kami menyampaikan kebenaran Kristen. Belum lagi menggunakan berita-liputan negatif tentang perilaku buruk Islam di media. Pasti tidak terdapat orang yang tertarik dengan Islam. Pernah seorang pria Kristen bertanya dalam saya melalui e-mail kenapa dan bagaimana aku meninggalkan Kristen & masuk Islam. Saya berterima kasih pada semua yang bersedia mendengar kisah saya berikut adalah. Semoga Allah ridha.
Keluarga Kristen taat
Saya lahir pada Ohio, akbar & bersekolah di Texas. Dalam tubuh aku mengalir darah Amerika, Irlandia & Jerman sampai tak jarang dianggap WASP (white anglo saxon protestant). Keluarga kami adalah penganut Kristen yang sangat taat. Tahun 1949, saat masih di bangku Sekolah Dasar kami pindah ke Houston, Texas. Saya & keluarga seringkali hadir secara rutin ke gereja. Malah aku dibaptis pada usia 12 tahun di Pasadena, masih Texas.
Sebagai seorang remaja, saya punya cita-cita buat mampu berkunjung ke banyak gereja di banyak sekali loka guna menambah pengalaman dan pengetahuan Kristen. Kala itu saya sahih-benar haus buat mempelajari ajaran Kristen. Tidak hanya ajaran Kristen, bahkan ajaran Hindu, Budha, Yahudi,sampai Metafisika juga saya pelajari. Hanya satu ajaran yg saya tidak begitu serius dan bahkan nir memberikan perhatian sama sekali, yakni Islam.
Saya senang musik terutama klasik. Hingga aku seringkali bisa undangan menyanyi di aneka macam gereja. Di kisaran tahun 1960-an saya mengajar musik dan tahun 1963 punya studio sendiri pada Laurel, Maryland yang saya beri nama ?Estes Music Studios.? Hingga tahun 1990 atau hampir 30 tahun lamanya aku beserta menggunakan ayah mengelola bisnis entertainment. Kami juga punya toko alat musik piano & organ pada Texas, Oklahoma hingga Florida.
Ayah dulu pernah aktif pada aneka aktivitas gereja. Dari sekolah minggu hingga aktifitas penggalangan dana bagi pengembangan sekolah Kristen. Dia sangat menguasai Bibel dan jua terjemahannya. Melalui ayah jua saya belajar Bibel pada banyak sekali versi dan terjemahan.
Ayah aku , seperti kebanyakan rahib lainnya, selalu mendapat pertanyaan:?Apakah Tuhan yang menulis Bibel?? Biasanya jawabannya adalah: ?Bibel merupakan rangkaian kata wangsit seseorang lelaki yang dari menurut Tuhan.? Itu bermakna, dari aku , manusialah yang menulis Bibel. Tentu saja, selama bertahun-tahun, jawaban itu menyebabkan banyak tanggapan bahkan penolakan. Namun ayah selalu menambahkan,?Akan namun (Bibel) itu permanen istilah berdasarkan Tuhan yg diilhamkan kepada manusia.? Begitulah.
Mencari Tuhan
Beranjak dewasa & mempunyai bisnis sendiri, akhirnya saya ?Menyerah?. Saya nir mungkin jadi seseorang rahib. Saya takut bermental hipokrit. Saya belum sanggup menerima mengenai konsep Tuhan itu satu namun pada saat yg sama Dia menjadi ?Tiga? Atau Trinitas. Saya selalu penasaran, jika Dia ?Tuhan Bapa? Bagaimana mungkin dalam ketika yang sama juga menjadi ?Anak Tuhan??
Selama bertahun-tahun saya mencoba mencari Tuhan menggunakan aneka macam cara. Saya pelajari dan cek dalam kepercayaan Budha, Hindu Metafisika, Taoisme, Yahudi & banyak lagi. Bertahun-tahun saya pelajari hingga mendekati usia ke-50 saya belum menemukan siapa Tuhan yang sebenarnya. Lalu saya mencoba berteman dengan banyak kalangan, termasuk menggunakan para evangelis & penginjil yang punya pengalaman pada aneka macam tempat dan negara. Kami acapkali melakukan perjalanan jauh. Namun nir ada jawaban yang memuaskan. Tidak ada yang mau menjawab siapa yg menulis Bibel sebenarnya, kenapa Bibel banyak versi padahal bukunya sama, kenapa banyak sekali masih ada kesalahan versi terkini dengan versi terdahulu. Dan, bahkan, dalam aneka macam versi Bibel, aku nir menemukan satupun istilah ?Trinitas.?
Kolega aku akhirnya nir mampu meyakinkan saya. Mereka lelah mencari jawaban yang sempurna atas pertanyaan-pertanyaan ?Nyeleneh? Tadi. Sampai akhirnya datanglah satu insiden yang merupakan awal perjumpaan aku dengan Islam. Kejadian yang akhirnya meruntuhkan seluruh konsep-konsep dan keyakinan-keyakinan yg telah membebani aku selama bertahun-tahun. Solusi dan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya tiba justru menggunakan cara, yg berdasarkan saya, aneh & ganjil .
Jumpa laki-laki Mesir
Ceritanya, awal 1991 ayah mencoba menjalin usaha dengan seorang pengusaha dari Mesir. Ia meminta aku buat bertemu dengan pria Mesir itu. Bagi saya inilah kali pertama mengadakan hubungan usaha internasional. Yang saya tahu mengenai Mesir merupakan piramid, patung Sphinx, dan sungai Nil. Hanya itu. Lalu ayah menyebut bahwa pria itu seseorang Muslim.
Apa? Islam? Saya nir percaya dengan apa yang saya dengar. Menjalin interaksi dengan orang Islam? Spontan batin saya menolak. Tidak, no way! Saya mengingatkan ayah agar membatalkan kontak dengan laki-laki itu dengan menyebut hal-hal negatif mengenai orang Islam. Orang Islam teroris, pembajak, penculik, pengebom, & entah apa lagi. Saya sebut pula mereka (orang Islam) nir percaya menggunakan Tuhan, tiap hari kerjanya mencium tanah lima kali sehari, & menyembah kotak hitam di tengah padang pasir (maksudnya Ka?Bah-red.). Tidak! Saya nir mau jumpa orang itu.
Ayah permanen mendesak. Ia menyebut orang itu sangat ramah & baik hati. Akhirnya saya menyerah & bersedia bertemu menggunakan pengusaha Islam tersebut. Tapi buat rendezvous tadi saya buat semacam ?Anggaran? Khusus. Antara lain; aku mau bertemu dengannya dalam hari Minggu setelah kegiatan pada gereja, sehingga punya ?Kekuatan? Kala bertemu nanti. Saya musti bawa Bibel, pakai baju jubah & peci ala gereja bertuliskan ?Yesus Tuhan Kami.? Istri dan kedua anak perempuan aku pula wajib datang pada saat rendezvous pertamakali dengan orang Islam itu.
Tibalah hari H. Ketika aku masuk toko, langsung saya tanya pada ayah mana orang Islam itu. Ayah menunjuk seorang pria pada dekatnya. Mendadak saya dilanda kebingungan. Ah sepertinya laki-laki itu bukan si Islam yg dimaksud. Hati aku membatin. Penampilannya nir misalnya yang aku bayangkan sebelumnya. Laki-laki asal Mesir itu tidak berjanggut, bahkan nir punya rambut sama sekali alias botak. Ia nir bersorban & tidak pula berjubah. Malah gunakan jas.
Spontan saya mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Mengamati orang-orang yg hadir. Saya mencari-cari orang yang gunakan jubah menggunakan surban melilit pada kepalanya, berjenggot lebat dan alis mata tebal. Khas orang Arab. Namun tidak terdapat seorangpun yang memenuhi kriteria aku . Yang lebih mengejutkan, laki-laki itu malah menegur aku dengan sangat ramah. Ia menyambut dan menjabat tangan saya menggunakan hangat. Tetapi saya nir terkesan menggunakan tingkahnya itu. Hanya ada satu pikiran, yakni bagaimana meng-Kristenkan pria Mesir itu.
Interogasi
Selepas perkenalan singkat, saya pun mulai ?Menginterogasi? Pria Mesir tadi. Anda percaya dengan Tuhan? Tanya saya mengawali. Pria itu menjawab ya. Saya mencocornya lagi menggunakan rentetan pertanyaan lain misalnya keyakinan Islam kepada Nabi Adam, Ibrahim. Musa, Daud, Sulaiman sampai Isa Al-Masih. Saya dibuat terpana kala mendengar jawabannya. Ia menyebutkan Islam percaya dengan Nabi-Nabi yg saya sebut tadi. Bahkan makin ternganga kala diberitahu Islam juga beriman dengan galat satu Kitab Allah yakni Injil dan Nabi Isa merupakan galat satu utusan-Nya. Fantastik!
Yang bikin saya syok merupakan tatkala mengetahui ternyata Islam jua percaya menggunakan Almasih (baca: Nabi Isa). Dalam Islam ternyata Isa diimani; menjadi utusan Tuhan & bukan Tuhan, lahir tanpa seorang ayah, ibunya adalah Maryam. Ini sudah lebih dari relatif bagi aku buat menilik Islam lebih lanjut. Ah padahal sebelumnya saya sangat benci menggunakan Islam. Kini saya wajib mempelajarinya? Bagaimana mungkin?
Akhirnya kami jadi acapkali bertemu dan berdiskusi terutama mengenai keimanan. Pria ini sangat lain. Ramah, santai, & terkesan pemalu. Ia mendengar menggunakan berfokus setiap istilah-kata saya dan tidak menyela sedikitpun. Lama kelamaan aku jadi menyukai laki-laki itu. Tetapi ketika itu yg masih terpikir oleh aku adalah mencari cara buat mengajaknya masuk Kristen. Orang ini sangat potensial menurut saya.
Menjadi mitra usaha
Saya akhirnya putusan bulat buat menjalin bisnis menggunakan pengusaha Mesir itu. Kami tak jarang mengadakan bepergian usaha di sepanjang kawasan Utara Texas. Sepanjang hari kami justru banyak berdiskusi hal keyakinan Islam & Kristen ketimbang perkara usaha. Kami bicara tentang konsep Tuhan, arti hayati, maksud penciptaan insan & alam dan isinya, tentang Nabi, & banyak lainnya lagi.
Satu saat aku bisa informasi Muhammad bermaksud pindah rumah. Selama ini ia tinggal bersama menggunakan seorang temannya. Ia berencana untuk tinggal di mesjid selama beberapa waktu. Saya dan ayah mengajaknya tinggal di tempat tinggal kami saja. Ia pun setuju.
Satu saat salah seorang teman aku ?Seorang rahib- mengalami serangan jantung. Kami membawanya ke rumah sakit terdekat dan tinggal beberapa ketika disana. Saya pun musti menjenguknya beberapa kali dalam seminggu. Muhammad tak jarang aku ajak serta. Rupanya sahabat saya itu tidak begitu senang. Bahkan ia menggunakan nyata menolak berdiskusi apapun mengenai Islam. Hingga satu hari tiba pasien baru. Seorang laki-laki yang lalu tinggal satu kamar di rumah sakit dengan teman saya. Ia memakai kursi roda. Saya berkenalan menggunakan pria itu. Sekilas tampaknya laki-laki itu misalnya sedang depresi berat.
Pria di kursi roda mencari Tuhan
Akhirnya aku memahami laki-laki itu kesepian dan depresi berat serta butuh sahabat dalam hidupnya. Jadilah saya mencoba mengingatkan beliau mengenai Tuhan. Saya kisahkan mengenai Nabi Yunus yg hayati pada perut ikan. Sendirian pada gelap namun masih ada Tuhan bersamanya.
Selepas mendengar kisah itu, pria berkursi roda itu mendongakkan kepalanya seraya meminta maaf. Ia menceritakan bahwa terdapat sedikit perkara yang melandanya. Selanjutnya ia beliau ingin mengakuinya kesalahannya itu di hadapan saya. Saya berujar bahwa aku bukan seorang rahib. Pria itu justru menjawab; ?Sebenarnya saya dulu seorang pendeta.?
?Apa? Saya barusan menceramahi seseorang rahib ? Saya benar-sahih trauma kala itu. Kenapa jadi begini? Apa yg terjadi dengan global ini sebenarnya?
Rupanya pendeta itu ?Namanya Peter Jacobs- adalah mantan misionaris yang telah berkeliling Amerika Latin & Meksiko selama 12 tahun. Kini ia malah depresi & butuh istirahat. Saya menawarkannya buat tinggal di tempat tinggal kami. Dalam bepergian ke tempat tinggal , aku berdiskusi menggunakan Peter tentang Islam. Saya sungguh terkejut kala diberitahu para rahib Kristen juga belajar tentang Islam dan bahkan sebagiannya ada yg doktor di bidang itu. Ini hal baru bagi saya tentunya.
Sejak itu, Muhammad, Peter dan saya sering terlibat diskusi sampai larut malam. Satu saat masuk ke kasus kitab -kitab suci. Saya takjub kala Muhammad menceritakan bahwa berdasarkan pertama diturunkan sampai waktu ini atau selama 1400 tahun Al-Quran hanya terdapat satu versi. Al-Quran dihafal sang jutaan Muslim di semua dunia dengan satu bahasa yaitu Arab. Sungguh mustahil. Bagaimana mungkin kitab kudus kami bisa berubah-ubah menggunakan berbagai versi ad interim Al-Quran permanen terpelihara?
Sang rahib masuk Islam!
Satu hari pendeta Peter Jacobs ingin melihat apa yang dilakukan orang Islam pada Mesjid. Ia pun ikut Muhammad. Sepulang dari sana aku bertanya dalam Peter ada aktivitas apa di sana. Peter menyebut nir terdapat acara apa-apa pada mesjid. Mereka (orang Islam) cuma datang dan shalat saja. Tidak terdapat acara perayaan apapun. Apa? Nir ada ceramah atau nyanyian apapun?
Beberapa hari kemudian Peter minta ikut lagi ke mesjid. Tetapi kali ini lain. Mereka nir pergi-pulang sampai larut malam. Saya risi sesuatu terjadi terhadap mereka. Akhirnya Muhammad kembali menggunakan seorang pria berjubah. Saya sungguh terkejut dengan pria yang tiba bersama Muhammad itu. Ia mengenakan jubah dan topi putih. Ah rupanya si Peter. Ada apa menggunakan kamu tanya saya. Jawaban Peter bak petir pada siang bolong. Ia menyebut sudah bersyahadah. Oh Tuhan! Apa yang terjadi? Pendeta masuk Islam?
Saya sahih-benar trauma & semalaman nir sanggup tidur memikirkan hal itu. Saya ceritakan peristiwa tersebut pada istri. Istri aku justru menyatakan dia pula ingin masuk Islam, lantaran itulah yg sahih. Oh Tuhan! Saya benar-sahih nir percaya.
Saya turun ke bawah dan membangunkan Muhammad seraya minta waktu diskusi dengannya. Sepanjang malam sampai subuh kami bertukar pendapat. Muhammad minta biar shalat Subuh. Ketika itu saya menerima firasat, kebenaran sudah tiba. Saya harus membuat pilihan. Lalu saya keluar rumah. Persis pada belakang tempat tinggal , aku memungut sepotong papan. Lalu saya letakkan papan itu menghadap ke arah orang Islam shalat. Saya pun bersujud menghadap kiblat & meminta petunjuk-Nya.
Sekeluarga masuk Islam
Pagi itu, pukul 11, aku bersyahadah di hadapan dua orang saksi, mantan rahib Peter Jacobs & Muhammad Abd. Rahman. Alhamdulillah, pada usia ke-47 saya jadi seorang Muslim. Beberapa mnt lalu istri saya pula ikut bersyahadah. Ayah baru memeluk Islam beberapa bulan lalu. Sejak itu saya dan ayah acapkali ke mesjid terdekat di kota kami. Ayah mertua aku akhirnya jua mengikuti kami. Di usianya yg ke-86 beliau memeluk Islam. Mertua saya meninggal persis beberapa bulan selepas bersyahadah. Semoga Allah ampuni dia. Amiin.
Adapun anak-anak saya pindahkan dari sekolah Kristen ke sekolah Islam. Setelah sepuluh tahun bersyahadah, mereka telah mampu menghafal beberapa juz Al-Quran.
Sejak itu aku habiskan waktu hanya buat Islam. Saya berdakwah ke mana-mana, hingga ke luar Amerika. Banyak telah yang memeluk Islam. Baik berdasarkan kalangan birokrat, pengajar, & pelajar berdasarkan berbagai agama. Dari Hindu, Katolik, Protestan, Yahudi, Rusia Orthodok, hingga Atheis. Saat ini saya pula mengelola sebuah website yakni Islamalways.Com yang punya motto terkenal, " where we're always open 24 hours a day and always plenty of free parking." (kami buka 24 jam sehari dan poly loka parkir gratis).
Islam telah mengubah cara aku melihat kehidupan ini dengan lebih bermakna. Semoga Allah pelihara hidayah yg telah ada dalam kita dan berikan merata hidayah itu ke semua alam. Amin.
Komentar
Posting Komentar