Inspirasi Muallaf - Perjuangan Mualaf: Pastur Inggris Masuk Islam
Kisah Hidayah Mualaf Inggris pada Mesir
Seorang pastur di Inggris akhirnya menjadi mualaf setelah mempelajari Islam dan melihat sikap kelemah-lembutan umat islam.Sebelumnya, Idris Tawfiq merupakan seorang pastur gereja Katholik Roma di Inggris. Mulanya, ia memiliki pandangan negatif terhadap Islam. Baginya saat itu, Islam hanya identik dengan terorisme, potong tangan, diskriminatif terhadap perempuan, dan lain sebagainya.
Namun, pandangan itu mulai berubah, waktu ia melakukan kunjungan ke Mesir. Di negeri Piramida itu, Idris Tawfiq menyaksikan ketulusan dan kesederhanaan kaum Muslimin pada melaksanakan ibadah dan serta keramahan perilaku mereka.
Di Mesir inilah, Tawfiq merasa menerima kedamaian yg sesungguhnya. Awalnya dia hanya berlibur ke negeri piramida tersebut , namun hal itu malah membawanya dalam Islam dan menciptakan perubahan akbar dalam hidupnya.
?Saya menyaksikan mereka damai, lembut, dan tertib pada beribadah. Begitu terdapat bunyi panggilan shalat (adzan), mereka yg sebagian pedagang, segera berkemas dan menuju Masjid. Indah sekali aku melihatnya,? Terangnya.
Dari sinilah, pandangan Tawfiq berubah mengenai Islam. Dia pun mengusut Alquran. Salah satu Pelajaran yang didapatkannya informasi dalam Alquran yakni: ? Sesungguhnya engkau dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang beriman adalah orang Yahudi & Musyrik. Dan sesungguhnya engkau dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang beriman adalah orang yg mengatakan, ?Sesungguhnya kami ini orang Nasrani.? Yang demikian itu disebabkan pada antara mereka itu terdapat pendeta-rahib dan pendeta-pendeta, (pula) lantaran seungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.? (Al-Maidah ayat 82).
Ayat ini membuatnya berpikir keras. Baginya, Islam sangat baik, toleran. Justru, pihak lain yang memusuhinya. Hal Inilah yang membuatnya tetapkan menjadi muallaf. Sepulang menurut Mesir, Tawfiq masih menjadi penganut kepercayaan Katholik. Bahkan, ketika dia aktif mengajarkan pelajaran kepercayaan kepada para murid pada sebuah sekolah generik di Inggris, ia diminta mengajarkan pendidikan Studi kepercayaan Kristen, Islam, Yudaisme, Buddha dan lain-lain.
Ketika Tawfiq mempelajari Islam, lantaran tuntutannya menjadi pengajar pendidikan Studi agama, dia mulai menyelidiki Alquran. Ia membaca ayat-ayat Alquran beserta terjemahannya. Ketika DAI membaca ayat 83 surah Al-Maidah, beliau pun tertegun.
?Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan pada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata ditimbulkan kebenaran (Alquran).? (Qs.Al-Maidah ayat 83).
Secara datang-tiba, istilah Tawfiq, ia pun merasakan apa yang disampaikan Alquran. Ia menangis. Namun, hal itu ia sembunyikan berdasarkan pandangan para siswanya. Ia merasa terdapat sesuatu di kembali ayat tersebut.
Dia berkunjung ke Masjid terbesar pada London. Di sana berbicara dengan Yusuf Islam mengenai Islam. Ia pun kemudian memberanikan diri bertanya dalam Yusuf Islam. ?Apa yg akan kamu lakukan apabila sebagai Muslim?? Yusuf Islam menjawab. ?Seorang Muslim wajib percaya dalam satu Tuhan, shalat 5 kali sehari, & berpuasa selama bulan Ramadhan,? Ujar Yusuf. Tawfiq mengungkapkan, ?Semua itu telah pernah aku lakukan.?
Yusuf menyampaikan, ?Lalu apa yg Anda tunggu??
Saya katakan, ?Saya masih seorang pemeluk Kristiani.?
Pembicaraan terputus ketika akan dilaksanakan Shalat Zhuhur. Para jamaah bersiap-siap melaksanakan shalat. Ketika shalat mulai dilaksanakan, aku mundur ke belakang, dan menunggu sampai selesai shalat. Namun, di situlah beliau mendengar sebuah bunyi yang mempertanyakan sikapnya. ?Saya kemudian berteriak, kendati pada hati. ?Siapa yg mencoba bermain-main dengan saya.?
Tetapi, suara itu tidak aku temukan. Suara itu terus mengajak aku buat berislam. Akhirnya, sehabis shalat terselesaikan dilaksanakan, Tawfiq segera mendatangi Yusuf Islam. Dia menyatakan ingin masuk Islam pada hadapan umum & meminta Yusuf Islam mengajarkan cara mengucapkan 2 kalimat syahadat.
?Ayshadu an Laa Ilaha Illallah. Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah.? Saya bersaksi, nir terdapat Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan Allah.
Jamaah pun menyambut dengan gembira. Ia kembali meneteskan air mata, bukan murung , akan tetapi senang . Dia mantap menentukan kepercayaan yg dibawa Nabi Muhammad SAW ini. Dan, ia tidak meratapi sudah sebagai pengikutnya. Berbagai gelar & penghargaan yang diterimanya menurut gereja, ia tanggalkan.
Idris Tawfiq memperoleh gelar kesarjanaan menurut University of Manchester dalam bidang sastra, dan gelar uskup berdasarkan University of Saint Thomas Aquinas di Roma. Dengan gelar tersebut, ia mengajarkan pandangan Katholik pada jemaatnya. Namun, akhirnya beliau beralih mengajarkan Islam pada masyarakatnya.
Selama bertahun-tahun, Tawfiq mengepalai sentra Studi keagamaan pada banyak sekali sekolah di Inggris & Wales, sebelum dia masuk kepercayaan Islam.
?Dulu saya bahagia sebagai imam (Pastur) buat membantu rakyat selama beberapa tahun lalu. Namun, aku merasa ada sesuatu yg nir nyaman & kurang tepat. Saya beruntung, Allah SWT menaruh hidayah pada aku , sebagai akibatnya aku semakin mantap dalam memilih Islam. Saya nir menyesal meninggalkan tugas saya di gereja. Saya percaya, sebagai muallaf lebih baik dibandingkan masa lalu saya,? Terangnya.
Caranya bertutur kata, sikapnya yang sopan dan santun poly disukai masyarakat. Gaya berbicaranya yang baik sangat sederhana dan lemah lembut, menyentuh hati, serta menyebabkan orang buat berpikir. Ia pun sekarang ulet berceramah & menulis buku tentang keislaman.
Ia juga banyak menaruh bimbingan & pembinaan menulis dan berpidato bagi siswa maupun orang dewasa. Kesempatan ini digunakannya buat mengajarkan dalam orang lain. Termasuk, menyebutkan Islam pada global Barat yg poly menganut agama non-Muslim.

Idris juga dikenal sebagai penulis. Tulisannya tersebar di berbagai surat kabar, majalah, jurnal, dan website di Inggris Raya. Ia juga menjadi kontributor regional dan Konsultan untuk website www.islamonline.net dan www.readingislam.com .
Dia menulis artikel mingguan pada Mesir Mail, koran tertua Mesir berbahasa Inggris, dan Sawt Al-Azhar, surat fakta Al-Azhar University. Dia adalah pengarang sejumlah kitab . Antara lain, Dari surga yang penuh kenikmatan: sederhana, sosialisasi Islam; Berbicara ke Pemuda Muslim; Berbicara ke Mualaf. Selain itu, dia jua sebagai juru bicara umat Islam pada Barat. Ia pula banyak berceramah melalui radio dan televisi.
Komentar
Posting Komentar